Ad (728x90)

Jumat, 10 April 2009

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN SEBAGAI MISI SANG NABI
oleh : Rofiq Abidin

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hukum (aturan-aturan). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,(QS. Al Jum'ah : 2)

Kelangsungan hidup (survival) manusia tak akan lepas dari pendidikan, tentu anda setuju bahwa pendidikan begitu penting bagi kelangsungan hidup manusia dan kehidupan itu sendiri. Tak ada yang akan mengerti apa-apa jika manusia tidak ada aktifitas pengajaran (pendidikan) dalam hidupnya, sebaliknya akan terasa indah dan mengesankan jika aktifitas pendidikan terus bergulir secara dinamis, karena pasti akan menemukan misteri-misteri yang mengagumkan selaras dengan kebutuhan manusia. Tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sebuah pendidikan. Beberapa akselerasi kemajuan pun diraih karena pesatnya pembelajaran beragam disiplin ilmu. Seluruh Nabi yang diutus oleh Allah SWT memiliki naluri-naluri mu’adib (pendidik) karena tidak mungkin Allah memilih seseorang utusan yang bodoh karena Ia akan mengajarkan (mendidik) ummatnya. Secara berangsur-angsur nabi menerima wahyu, bermakna Allah telah mendidik Nabi untuk belajar mengajarkan suatu ilmu kepada umatnya. Secara eksplisit Allah menegaskan bahwa visi utama diutusnya para nabi kita ketahui dari QS Al Anbiya’ ayat 15 :

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".(QS Al Anbiya' : 25)

Dengan sangat tegas Allah menyebutkan bahwa visi yang hendak dicapai para Nabi adalah menjadikan dirinya dan manusia untuk meyakini bahwa tidak ada Ilah (sembahan) melainkan Allah saja dan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, yang secara tegas disampaikan dalam Al Qur’an : "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". Itulah visi nabi yang harus diwujudkannya sebagai baktinya kepada sang Maha Pencipta dan akan diteruskan oleh para pewarisnya.

Menjalankan Misi Nabi
Dalam menjalankan visi, tentunya para Nabi Allah memiliki pola untuk mencapainya, itulah yang sering kita sebut dengan misi. Hal itu akan kita pelajari sama-sama dalam QS Al Jum’ah ayat 2 yang menyebutkan bahwa Allah mengutus seorang manusia (rosul) kepada kaum yang buta huruf. Banyak yang sepakat bahwa Muhammad SAW adalah manusia yang buta huruf, namun perlu kita fahami bahwa tidak mungkin Muhammad mendidik ummatnya dalam keadaan buta huruf. Saya yakin ada sebuah proses pembelajaran (pendidikan) dari Allah melalui malaikat Jibril kepada Muhammad SAW untuk mengaji (membaca) selanjutnya manela’ah wahyu yang turun kepadanya. Kaumnya pada saat itu diterangkan juga termasuk yang buta huruf, namun disini kita tidak akan memperpanjang tentang hal itu. Kita akan membahas bagaimana proses nabi mencapai visinya dengan melaksanakan misinya yakni menjalankan aktifitas pendidikan yang secara garis besar terbagi menjadi empat aktifitas pengajaran yakni :

1. Membacakan ayat-ayatNya (Al Qur’an)
Makna membacakan (yatslu) disini bukan sama dengan iqro’ (membaca) dalam konteks pendidikan baca huruf, namun lebih dalam yakni kepada penghayatan dan pengamalannya khususnya ajaran pokok yakni “Menyembah Allah SWT dan beribadah kepadaNya”.
2. Menyadarkan manusia
Sebagai pembawa risalah, nabi memiliki tugas untuk menyadarkan manusia yang tersesat dijalan Allah dengan memberikan pemahaman sampai memiliki kesadaran klimaks yang akan diikuti dengan taubat untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT (suci dari dosa).
3. Mengajarkan tentang buku-buku ilmu pengetahuan
Memberikan pengajaran dari berbagai keilmuan yang tertulis dalam buku-buku (kitab-kitab) baik yang bersifat relegius maupun ilmiah
4. Mengajarkan hukum (aturan-aturan)
Seorang rosul dan penerusnya wajib memberikan pendidikan dalam mematuhi aturan-aturan yang telah diturunkan Allah SWT dalam bentuk perintah dan larangan (mematuhi supremasi hukum).

Empat pokok ajaran pendidikan tersebut merupakan misi-misi yang dapat mencapai visi sebagai nabi, yang kesemuanya kita pahami memiliki nilai-nilai universal dan efektif serta mengandung arti tersendiri pada setiap itemnya. Coba sejenak kita perhatikan secara ringkas poin yang pertama, mengandung unsur wahyu (ayat-ayat) yang berhubungan dengan perihal spiritual-religius/aqidah/ketuhanan, item kedua mengandung unsur perbaikan perilaku , item yang ketiga, kalau kita hayati memberikan anjuran untuk menggali ilmu pengetahuan dari berbagai sumber karya ilmiah, karena ilmu merupakan solusi setiap permasalahan hidup kita. Adapun poin yang keempat, secara khusus mengandung makna untuk bagaimana mematuhi hukum/aturan-aturan yang berlaku. Hendaknya empat hal itu dijadikan pedoman bagi pihak-pihak pendidik baik secara kolektif maupun individu sehingga sesuai dengan sasaran (visi) yang diemban nabi.

Orang yang Berpendidikan
Kelangsungan hidup seseorang tidak akan lepas dari empat hal (Ketuhanan, akhlak, ilmu pengetahuan, hukum), maka orang yang beraqidah akan senantiasa berperilaku baik dan berubah kepada yang lebih baik karena selalu mendasarkan perbuatannya pada ilmu serta mematuhi hukum-hukum yang ditetapkan oleh Penciptanya. Itulah personifikasi orang yang berpendidikan. Maka dari itu marilah kita mengacu kepada frame wahyu bahwa landasan pendidikan kita tidak lepas dari empat ajaran pokok tersebut. Dalam menjalankan misi pendidikan para nabi telah menjadi pelopor pendidikan pada zamannya, karena tidak mungkin mencapai visinya yaitu menjadikan dirinya dan manusia untuk meyakini bahwa tidak ada Ilah (sembahan) melainkan Allah saja dan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, tanpa menjalankan misi-misinya yakni pendidikan. Bukankah pendidikan adalah ukuran kemajuan sebuah bangsa/ummat ? Sejauh mana kita, Umat Islam, membangun pendidikan terbaik yang tersistem sehingga gelar khairu ummah (umat terbaik) benar-benar kita sandang secara nyata bukan khayalan belaka? Oleh karena itu mari kita berjuang membangun pendidikan dan menjadi manusia yang berpendidikan yakni yang berketuhanan, berakhlakul karimah dan sadar akan perubahan, berwawasan luas serta mematuhi hukum, karena pendidikan adalah sekali lagi, misi para nabi.

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism