Ad (728x90)

Kamis, 30 September 2010

Filled Under:

KEPEMIMPINAN

SETIAP DIRI ADALAH PEMIMPIN
oleh : Rofiq Abidin

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)

Setiap kita pasti pernah dan akan menjadi pemimpin dalam kelangsungan kehidupan kita, baik sengaja maupun tidak kita sadari. Dalam pekerjaan, sekolah, masyarakat dan keluarga serta negara membutuhkan kepemimpinan untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Manusia telahpun ditunjuk oleh Allah sebagai seorang "khalifah” yang secara eksplisit disebutkan dalam firman-Nya Q.S. Al Baqarah ayat 30 tersebut. Kepercayaan Allah kepada manusia untuk menjadi khalifah bukan tanda dasar, walaupun para malaikat meragukan kemampuan manusia karena dinilai akan “menumpahkan darah dan berbuat kerusakan”. Khalifah adalah pengemban amanah Allah, seorang yang memiliki komitmen teguh dan konsisten terhadap amanah Allah yang diembankan kepadanya. Jadi seorang mukmin yang memiliki jiwa kepemimpinanlah yang akan dapat menjaga dan memperjuangkan amanah Allah. Maka untuk dapat memimpin orang lain mestilah bisa memimpin dirinya sendiri. Mari kita renungi Sabda Rosulullah SAW :

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di rumah dan bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya adalah penjaga harta tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya. ( Dari Abdullah bin Umar Rasulullah Saw.)

Memimpin Diri Sendiri
Menurut Dr. Muhammad Syafii Antonio dalam bukunya yang berjudul “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”, self leadership (kemampuan memimpin diri sendiri) merupakan dasar dari segala kepemimpinan. Jadi jelas untuk dapat memimpin suatu kaum/umat mestilah mampu memimpin dirinya sendiri. Ada tiga hal yang harus diraih untuk mewujudkan self leadership (kemampuan memimpin diri sendiri), antara lain :
1. Self discipline (menegakkan disiplin atas diri pribadi) merupakan aktivitas yang lumayan berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan orang lain. Maksudnya adalah kadang kita lebih mudah memimpin suatu lembaga atau sebuah organisasi daripada memimpin diri kita sendiri, hal itu dikarenakan jika kita melakukan kesalahan dalam memimpin sebuah organisasi atau lembaga, ada orang lain ataupun anggota organisasi yang akan selalu mengingatkan (mengoreksi) kita, bahkan tidak jarang memberikan sanksi terhadap kesalahan yang kita lakukan, sehingga kita menjadi sadar dan bisa belajar dari kesalahan tersebut.
2. Self excuse (memaafkan diri sendiri). Kita semua pasti pernah khilaf atau mungkin lalai/lupa yang terkadang tidak kita sengaja, jadi kita mesti memafkan diri sendiri dengan terus melakukan evaluasi dan pembenahan-pembenahan.
3. Self punishment (menghukum diri sendiri) secara benar dan proporsional atas kesalahan yang kita perbuat namun bersifat edukatif adalah merupakan sarana pengingat yang efektif bagi kita untuk terus dapat menguasai diri dan berbenah. Hal ini juga untuk membentuk jiwa tanggung jawab terhadap amanah kita.

Peranan Pemimpin dalam Islam
Dalam Perspektif Islam, seorang pemimpin mempunyai pengaruh sangatbesar bagi kelangsungan apa dan siapa yang dipimpinnya sehingga terus meraih tujuan yang diharapkan bersama. Ada dua peran seorang pemimpin yang harus terus dibangun :
1. Sebagai khadim (pelayan)
Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa bersahaja dan menjadi pelayan bagi kaum yang dipimpinnya. Seorang pemimpin sejati mampu mengoksplorasi kemampuan/potensi dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia menafkahkan lebih banyak, dia bekerja lebih keras, dia berfikir lebih kuat, lebih mendalam dari pada orang yang dipimpinnya. Demikianlah pemimpin sejati yang dicontohkan Rosulullah SAW, bukan sebaliknya, pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari orang yang dipimpinnya.
2. Sebagai Muwajjih (pemandu)
Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik agar selamat sampai tujuan, senantiasa mengerti dan empati kepada kaumnya sehingga mampu memberikan pandangan rasional dan mudah dimengerti. Bukan sebaliknya, cuek dan kurang empati terhadap kaumnya sehingga mereka dibuat bingung mengejawentahkan kebijakannya. Allah berpesan kepada para pemimpin dalam firman-Nya sebagai berikut :

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah : 24)

Rahasia Kekuatan Pemimpin
Kepemimpinan yang sukses telahpun dicontohkan oleh para nabi dan para rasul, mereka senantiasa menjadi insan-insan terbaik di antara kaumnya, memiliki khazanah ilmu dan wawasan yang luas, serta skill yang mumpuni disamping spiritualnya yang kuat. Beliau selalu menjadi contoh dan teladan bagi kaumnya, baik komitmennya, cara berpikir, maupun amal ibadahnya. Berikut ini adalah rahasia kepemimpinan dalam Islam :
1. Kekuatan iman, ilmu dan wawasan yang luas
Keteguhan iman seseorang akan mempengaruhi optimismenya mencapai tujuan organisasi/institusi, sehingga tetap tegar dalam ujian, tidak tampak “under pressure” di depan kaumnya. Ia lebih tampak percaya diri. Dukungan ilmu dan wawasan yang luas akan menjadikan dirinya penuh strategi dan ulet dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapinya.
2. Amal dan kerja keras
Seorang pemimpin tidak hanya menyuruh kaumnya bekerja, berbuat dan beribadah, namun justru ia menjadi seorang yang penuh kerja keras, berpikir lebih kuat dan beramal ibadah lebih rajin daripada kaumnya sehingga kewibawaannya akan muncul dengan sendirinya. Tanpa bersuara lantang pun para pengikut akan sadar tanggung jawabnya. Itu karena amalan dan kerja kerasnya telah menjadi kekuatan dahsyat yang mendorong kaumnya untuk bekerja lebih keras sesuai dengan amanahnya.
3. Keteladanan
Pemikiran dan langkah lebih maju adalah penampilan sebenarnya, bukan hanya ungkapan verbal tapi mampu membuktikan dan mempertanggungjawabkan pernyataannya. Hal ini akan menjadi teladan yang mampu menginspirasi, menyejukkan jiwa dan mengobarkan semangat para pengikutnya.

Seorang pemimpin sejati terus berpikir, bertindak dan mengembangkan pribadinya untuk bisa memimpin dirinya dan mengendalikan serta memberdayakan kaum/ pengikutnya mencapai visi dan misinya, bersikap teguh dan disiplin dengan perencanaannya sehingga melahirkan generasi-generasi yang kokoh, penuhkomitmen, memiliki skill dan spiritual yang mumpuni dan penuh tanggung jawab terhadap amanahnya.

Rofiq Abidin

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism