Ad (728x90)

Kamis, 30 September 2010

Filled Under:

WAKTU

MENSYUKURI WAKTU
Oleh : Rofiq Abidin

“Demi masa.(1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,(2)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran(3)”

Pada pergiliran siang dan malam terdapat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah. Detik demi detik waktu yang kian terus melaju seolah mengejar kita untuk segera melangkah menggapai impian. Mengingat apa yang telah kita lakukan tak mungkin kembali diputar ulang untuk kemudian diubah, yang bisa kita lakukan adalah mengevaluasi diri terhadap masa sebelumnya (lampau) kemudian mengambil pelajaran dan hikmah dari kejadian, peristiwa dan sikap kita. Selanjutnya masa kini kita isi dengan langkah dan amal nyata penuh kerja keras sehingga masa depan akan menuai hasil realistis sesuai dengan amaliah kita. Dalam Al Qur’an Surat Al Ashr : 1-3, Allah bersumpah demi masa, adalah menunjukkan bahwa kita harus menghargai waktu yang dianugerahkan kepada kita karena waktu merupakan kesempatan emas untuk menggapai apapun yang kita kehendaki. Hanya manusia yang menghargai waktu yang tidak akan merugi. Berikut ini adalah konsep dari Allah Swt untuk meraih keberuntungan/ kesuksesan :

 Optimis
Memiliki keyakinan yang kuat terhadap diri sendiri dan cita-cita yang hendak dicapai, tak ada keraguan, kebimbangan dan kegamangan tentang harapan karena telah mengukurnya sesuai dengan segala kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
 Kerja Keras
Mempunyai etos kerja yang tinggi dan selalu menghargai waktu yang diberikan oleh Allah Swt, mengutamakan produktifitas kerja dan efisiensi waktu yang ada.
 Disiplin terhadap Kebenaran
Memegang teguh prinsip kebenaran dan menegakkan nilai-nilainya dalam aktivitas pekerjaan dan kehidupan bermasyarakat secara disiplin.
 Sabar
Kegigihan, keuletan dan pantang menyerah terhadap pekerjaan dan tugas yang diemban, tidak bersifat pasif tapi aktif, kreatif dan inovatif mengatasi berbagai masalah dan ujian yang dihadapi.

Jika keempat sikap dan perilaku yang dianjurkan Allah tersebut dapat diamalkan secara berkesinambungan niscaya manusia tidak akan mengalami kerugian, tapi justru memperoleh kesuksesan secara duniawi maupun ukhrowi.

Waktu dan Tujuan Hidup
Sebagai ciptaan Allah, kita tidak pernah meminta hidup dan dihidupkan, namun hidup merupakan pemberian, anugerah Allah sebagai Al Khaliq (Maha Pencipta) yang menghendaki kita hidup. Untuk itu kita mesti sadar sesadar- sadarnya bahwa kita hidup memiliki tujuan yang haq dan masa yang telah ditentukan. Makhluk Allah dijamin tak ada yang abadi, namun pasti akan menemukan masa (kesempatan hidup). Dan lebih cerdasnya jika kita hidup ini adalah untuk menggapai tujuan hidup yang haq sehingga akan senantiasa menjalani waktu sesuai dengan tujuan hidup yang dikehendaki-Nya. Coba kita cermati firman Allah sebagai berikut :

Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Ar Ruum:8)

Cita-cita hidup manusia boleh saja berbeda-beda sebagaimana mimpi yang telah tertanam dalam benak masing-masing, namun hendaknya cita-cita itu tidak keluar dari tujuan hidup sebagai manusia menurut kehendak-Nya sehingga tidak sia-sia apa saja yang hendak dan yang akan dicapainya. Lantas apa sebenarnya tujuan hidup menurut kehendak Allah Swt? Tujuan hidup menurut Allah dapat kita pelajari dalam QS. Al Baqoroh : 207, yakni mencari ridho Allah. Ya itulah kehendak Allah, kita dihadirkan di muka bumi ini adalah untuk menggapai ridho-Nya. Setiap waktu kita harus selalu berada dalam frame ridho Allah dan menjunjung tinggi nilai-nilai keridhoan-Nya serta sebaliknya menolak apa saja yang keluar dari garis mardhotillah. Hidup kita pasti akan menemui kenyamanan, kedamaian dan ketenangan jika kita tetap berada dalam jalur kehendak-Nya. Maka gunakanlah anugerah waktu dengan senantiasa berbuat dan beramal sesuai tujuan hidup kita semestinya, mencari ridho Allah, sehingga kelak kita akan menghadap-Nya sebagaimana yang Allah kehendaki.

Manajemen Waktu sebagai Bentuk Syukur
Sebelum kita membahas manajemen waktu, mari kita pahami tabiat waktu agar kita dapat benar-benar memahami esensi waktu tersebut, yakni : tidak mungkin berputar kembali, harta termahal, dan menjadi modal unik yang tidak dapat disimpan tanpa digunakan, karena waktu terus bergulir. Manajemen waktu berarti menata diri untuk senantiasa hidup dengan efisiensi waktu, disiplin dan produktif, sehingga bisa mendapatkan hari esok yang lebih baik. Allah pun telah mengingatkan kita untuk memperhatikan hari esok sebagaimana dalam firman Allah Surat Al Hasyr : 18 sebagai berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa-apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Begitu lugas Allah mengajari hamba-Nya untuk menghargai waktu. Seorang mukmin harus memiliki ketaqwaan terhadap Allah sehingga selalu disiplin terhadap aturan-aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh Allah SWT. Mukmin yang bertaqwa juga mesti memiliki visi jauh ke depan dan selalu memperhatikan pekerjaannya, apakah telah sesuai dengan visi hidupnya serta kehendak Allah ataukah tidak. Sebab jika melenceng, kita hanya akan menemui mimpi semu yang semakin pudar. Itulah pentingnya pesan Ilahi terhadap kita tentang pentingnya memperhatikan apa yang telah kita kerjakan untuk hari esok dan visi hidup yang telah kita tetapkan. Sebagaimana tabiat waktu yang tidak bisa berputar kembali, tak mungkin dapat merubah masa lampau, tapi bisa menyiapkan hari esok dengan mempersiapkan, men-setting dan action pada masa kini yang sedang dijalani. Dalam Ajaran Islam telah diberikan sebuah pelajaran berharga untuk menghargai waktu, maka pribadi muslim hendaknya bisa memenej waktu sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah yang masih memberikan kesempatan untuk hidup dan menikmati kehidupan serta segala nikmat yang ada, sebagaimana tersirat dalam surat Al Furqon : 62,
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
Syiar Islam menempatkan ibadah ritual pada bagian-bagian waktu dalam sehari dari pagi hingga malam dan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Sholat lima waktu diwajibkan dari saat memulai hingga mengakhiri aktivitas dalam sehari, dan waktu-waktunya selaras dengan perjalanan hari. Dalam Syariat Islam dinyatakan bahwa Malaikat Jibril diutus oleh Allah untuk menetapkan waktu-waktu awal dan akhir pelaksanaan sholat lima waktu agar menjadi panduan dan sistem yang baku dan cermat dalam menata kehidupan islami. Di samping itu, juga berfungsi untuk mengukur detik-detik sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Coba kita cermati, mulai dari bangun tidur dianjurkan bangun pagi untuk sholat subuh, memulai semua dengan menyebut nama Allah, selanjutnya kita bekerja keras dan tengah hari (siang) sejenak otak dan jiwa kita dikehendaki untuk istirahat dengan membasuh muka kita selanjutnya kita sholat dhuhur, kemudian sore menjelang matahari terbenam kita sholat ashar, bermakna mengevaluasi apakah seharian kita telah produktif, telah rampungkah pekerjaan kita, kemudian ketika matahari terbenam kitapun membasuh muka dan dahi kita untuk berwudhu menjernihkan fikiran dan selanjutnya melaksanakan sholat magrib, mensyukuri apa-apa yang telah kita kerjakan dan yang telah kita dapatkan, dan menjelang tidurpun kita mengingat Allah, sholat isya’, kita pasrahkan diri dan hasil ikhtiar kita sehari penuh kepada Allah. Begitulah kiranya penulis mencoba memaknai waktu sholat yang selaras dengan perjalanan hari. Dengan sholat kita akan menemukan banyak makna untuk bisa menghargai waktu sehingga kita dapat mengaturnya secara efektif dan efisien yang pada akhirnya kita akan mendapatkan hari esok yang lebih baik, lebih bahagia dan lebih barokah sebagaimana yang kita inginkan.

Rofiq Abidin

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism