Ad (728x90)

Senin, 07 Februari 2011

Filled Under:

CINTA ALLLAH

Cintaku Cinta-Mu
Oleh : Rofiq Abidin

"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutlah aku, pasti Allah cinta kepadamu". (QS. Ali Imran: 31)


Keindahan cinta yang bersemayam dalam benak masing-masing manusia melandasi sebuah sikap empatik, rasa ini hadir sejak Allah menciptakan nabi Adam AS pun juga pasangannya Hawa, dan mengilhami kisah romantisme anak cucunya selanjutnya. Menurut saya, cinta merupakan gabungan sifat Ilahiyah antara ar Rahman (pengasih) dan ar Rahim (penyayang). Jika seseorang mencintai seseorang lain maka mereka akan saling mengasihi dan saling menyayangi, mudah saling memberi dan mudah saling peduli, karena inilah yang melandasi sikap empatik kepada apa yang dicintai.
Segala cinta pada dasarnya tidak diperkenankan oleh Allah melebihi cinta kepada-Nya, karena bisa membutakan hati manusia, bahkan bisa menjelma menjadi berhala yang dapat menyesatkan pengabdiannya. Untuk itu sebagai mukmin yang berlandaskan prinsip-prinsip Ilahiyah mestilah mendalami cinta ini dengan benar, jangan tergoda oleh rayuan iblis yang selalu siap membuat perangkap indah demi terjerumusnya manusia kedalam kedzaliman dan kenistaan. Coba kita perhatikan peringatan Allah berikut ini : 

Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.  (QS. At Taubah : 24)

Allah Maha Cinta
Manusia hadir di dunia atas kehendak-Nya, lahir dari rahim ibu yang senantiasa menjaga dengan penuh kasih sayang. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa jabang bayi yang ada dalam kandungan ini lemah, namun Allah sang Khalik selalu menjaganya dan mencukupi kebutuhannya, Allah meletakkannya dalam plasenta, yaitu ‘rumah’ yang nyaman selama dalam kandungan. Allah juga mencukupkan kebutuhan oksigen, makan dan minumnya dengan cara-cara fantastis yang menakjubkan. Selanjutnya Allah menumbuhkan rasa cinta kepada orang tua dan kerabatnya, dari rasa inilah naluri merawat dan membesarkan terus berkembang hingga dewasa. Subhanallah, sebuah ekosistem cinta yang begitu menakjubkan dan menggambarkan betapa Allah mengasihi manusia sejak lahir, mencintai karya terbaik-Nya yakni kita, manusia, dengan segala kesempurnaannya. Sifat-sifat insaniyah yang kemudian diilhamkan kepada kita, menjadikan kita terus mengasah kemampuan, keahlian dan emosional kita serta rasa cinta yang dapat menyeimbangkan semua. Allahlah yang menyadarkan kita manakala kita salah, Allah pula yang selalu datang menolong kita, pada saat teman, keluarga bahkan mungkin sahabat meninggalkan kita. Allah yang selalu mencurahkan cinta-Nya bagi kita yang terus mengingat-Nya dan bersabar dengan ujian-Nya. Ingatlah bahwa dalam setiap ujian itu ada nilai hadiah dari Allah atas prestasi kita. Tapi perlu diingat bahwa kecintaan Allah kepada manusia yang diuji juga diiringi godaan iblis yang tak kunjung henti menggoda manusia hingga bobrok keikhlasannya. Ikhlaskan saja, Allah akan datang membantu dan menolong kita, karena Allah maha cinta.
 Allah maha cinta, mencintai hamba-Nya dengan mencurahkan rahmatnya, Allah lebih bijak dan tidak egois seperti manusia, tapi Allah maha tahu perasaan kita, sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk setiap manusia.
Cintai Karena Cinta-Nya
Cinta menjadikan kita merasa nyaman, tenang dan terjaga. Empatik muncul secara alami, tulus dan apa adanya, tak ada yang memaksa dan tak ada yang mendoktrin, semuanya mengalir indah. Bagaimanapun itu dan apapun itu yang menjadikan kita berbahagia dan tenteram landasilah dengan cinta Allah, pasti akan aman dan tidak terseret oleh hawahu (hawa nafsu), keindahannya murni dan tidak semu. Jika kita membencipun, itu karena Allah tidak mencintai sikap-sikap dzalim yang dilandasi hawa nafsu.
Mukmin sejati menomorsatukan cinta Allah dibanding apapun yang ada di dunia. Mukmin lebih yakin kekuatan cinta Allah dari pada mengikuti perasaan semu, karena manusia pasti memiliki salah dan emosional sehingga akan ada kekecewaan, namun dalam cinta Allah tidak akan kita dapatkan kekecewaan, yang ada jika kita mencintai Allah sepenuh hati adalah pertolongan. Allah maha cinta, mencintai hamba-Nya dengan mencurahkan rahmatnya, Allah lebih bijak dan tidak egois seperti manusia, tapi Allah maha tahu perasaan kita, sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk setiap manusia. Maka apapun yang kita cintai landaskanlah karena cinta Allah, kita pasti selamat. Coba perhatikan pesan Ilahi berikut ini :

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya. (QS. Al-Baqarah : 165)

Mencintai Allah sangat berkaitan dengan al-Wala’ dan al-Bara’ (loyalitas dan berlepas diri).  Yang dimaksud dengan  al-Wala’  ialah memelihara loyalitas kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. Sedangkan yang dimaksud dengan al-Bara’ ialah berlepas diri dari kaum kuffar dan munafiqin. Karena loyalitas mukmin hendaknya kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman, maka seorang mukmin hendaknya memohon agar dirinya dipertemukan dan dipersatukan dengan kalangan sesama orang-orang beriman yang mencintai Allah.
Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk menjaga rasa cinta kita kepada Allah, yaitu:
1.      Mengikuti Sunnah Rasul
Allah mengajarkan dalam Q.S. Ali Imran : 31 agar kita meyakini dan mengikuti Rasulullah, dalam artian mengikuti sunnah-sunnahnya yang telah menjadi teladan dalam kehidupan kita. Tidak perlu sungkan apalagi malu meneladani Rasulullah karena alasan yang tidak jelas karena jelas bahwa Allah akan cinta kepada kita jika kita mengikuti Rasulullah.  
2.      Mengutamakan Allah di atas apapun
Banyak hal dan pihak yang berjasa bagi kita dan memudahkan kita hidup di dunia, namun jangan lupa bahwa apapun yang memudahkan kita ada kehendak Allah, karena kemurahan-Nya. Oleh karena itu, untuk menjaga cinta Allah tetap bersemayam dalam benak kita utamakanlah kepentingan Allah di atas apapun kepentingan keduniaan. Demikian juga dengan cinta kepada diri kita sendiri. Diri kita yang di dalamnya ada hawa nafsu bisa menjadi musuh utama kita, manakala kita tertutup oleh kabut emosi dan keindahan semu semata. Mengorbankan cinta diri demi meraih cinta Allah merupakan sebuah pengorbanan besar, karena itulah bukti kecintaan mukmin kepada Allah. Banyak sekali contoh tentang hal ini, sebut saja Masithoh, ia tidak hanya mengorbankan keluarganya namun dirinya, betapa ia yakin dengan keimanan dan berharap cinta Allah tetap dalam rengkuhan jiwa raganya.

3.      Senantiasa ikhlas dan sabar menghadapi ujian
Ujian akan terus datang demi kualitas keimanan, namun godaan iblis juga tidak pernah berhenti dengan jurus-jurus yang semakin inovatif, tangkal saja dengan jiwa ikhlas kita. Memang tidak mudah, namun mencoba lebih baik dari pada pasrah. Kita akan tahu bahwa kita mencintai Allah manakala dihadapkan pilihan yang sulit, ada sebuah perjuangan batin, namun mukmin akan lebih mengutamakan Allah, dengan senantiasa mendasarkan prinsip dan sikapnya karena Allah, bukan mengikuti ketakutan dan kekhawatiran karena ia yakin cinta Allah akan mendatangkan pertolongan, ia akan benar-benar mempraktekkan sabar dan orang-orang yang sabar akan dapat mendekap cinta Allah. ”Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran ayat 146)
Kelembutan dan kedahsyatan cinta akan mewarnai jejak kehidupan kita dan memberi arti bagi kesempurnaan sikap kita. Mari raih cinta Allah karena kita benar-benar dicintai-Nya sejak sebelum kita hadir di dunia, Ia yang peduli dan menjaga kita, mengajari kita menemukan jalan kebenaran dan semua karunia-Nya tiada putus-putusnya kita rasakan sampai detik ini. Sungguh Allah maha cinta, jadilah kita mukmin yang dicintai-Nya, dengan tetap sabar mencintai-Nya, mengikhlaskan semua kehendak-Nya dan berpegang teguh kepada keimanan dan prinsip-prinsip wahyu yang telah menuntun kita. Dengan mencintai Allah yakinlah semua akan baik-baik saja dan pasti akan datang pertolongan-Nya.

Rofiq Abidin

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism