BELAJAR TEGAR
Orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan
peliharalah kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang
benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang
memohon ampun di waktu sahur. (QS. Ali Imran : 16-17)
Tak ada orang yang tidak pernah mendera
cobaan, setiap kita pasti mengalami ujian berat, pernah merasa letih dan lelah
dengan sederet masalah seiring dengan
kualitas iman kita dan kuantitas ilmu kita. Masalah datang tak mengenal apakah kita
sedang sempit atau sedang lapang, sedang
siap atau sedang pesimis, dia datang
sebagai ujian atau teguran, itu kembali kepada pengertian
spiritual kita, mampukah kita mentadaburinya dengan
hati yang bersih, mampukah kita melawan amarah kita dengan mengedepankan
hikmah. Kita tetap belajar sabar meski berat, kita bersyukur meski sempit, kita
belajar ikhlas meski tak rela, kita belajar memahami meski tak sehati, kita
belajar mengalah dengan keegoisan dan kita tetap berdo’a kepada-Nya meski Allah
belum mengabulkan doa kita. Semua yang telah
terjadi adalah pembelajaran, kini kita sedang belajar untuk terus
menyempurnakan ikhtiar demi esok yang kita harapkan. Tuhan tak pernah salah
membalas setiap perbuatan kita, apakah itu salah atau benar. Tuhan maha teliti,
kalau kita sudah berada pada jalur yang benar dan menikmati iman kita, maka
tetap teguhlah walau do’a kita belum mendapat respon dari Tuhan, boleh jadi Allah
sedang mempersiapkan hadiah besar terhadap kesabaran kita.
Seorang yang tetap tegar dengan beragam cobaan yang datang tergambar dari ayat
di atas :
1. Tetap dalam keimanan
Ujian yang datang
kepada seorang mukmin akan menyesuaikan kelasnya, makin berkelas imannya maka
makin besar pula ujiannya. Namun Allahpun mengukur dengan cermat kemampuan
hamba-Nya, Dia menyediakan jawaban terhadap segala persoalan hamba-Nya, tinggal seberapa
besar ikhtiarnya. Cobaan bukan makin menyurutkan imannya, namun makin
memperteguh cintanya kepada Sang Rabb. Coba cermati
pernahkah Anda menerima sebuah perlakuan jahat, entah itu fitnah, ghibah atau apa saja
yang menguji, apakah kita balas pula dengan kejahatan?, jika kita benar-benar
beriman, maka biarkan saja, Allah maha melihat, Dia yang akan menghitungnya dan
memberikan balasannya. Teguhkan saja iman kita dan tegarlah dengan semua yang
terjadi, yakinlah semua akan baik-baik saja, selama kita tetap dalam keimanan.
2. Tetap dalam kesabaran
Kesabaran
merupakan senjata ampuh untuk melawan apapun ujian hidup.
Kesabaran juga merupakan proses yang terus bergerak dan ketidakputusasaan
menggapai asa. Ada sebuah tangga ujian dalam mencapai apapun tujuan kita, hanya
dengan kesabaran kita akan melewatinya dengan mulus, karena hakekat sabar
adalah sikap gigih, ulet dan pantang menyerah. Jika kita sabar, maka kita pasti
akan tetap tegar menatap apa saja hidup ini. Tidak ada kata putus
asa bagi orang-orang beriman. Berikut ini pandangan Allah tentang sosok orang
yang sabar :
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka
tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan
tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang
yang sabar.” (Ali Imran :
146)
3. Tetap dalam ketaatan
Walau godaan
hidup makin indah, namun jiwa mukmin tetap taat pada standart wahyu. Ia tetap
dalam ketegaran mengamalkan nilai-nilai Ilahiyah, walau terkadang ia harus
menerima pil pahit berupa “pengucilan pergaulan”, penilaian oposisi, atau bahkan
keanehan dalam memegang prinsip. Tapi ia tetap tegar dengan ketaatannya kepada
nilai-nilai Islamiah, karena kenyamanan hidupnya
ialah manakala ia tetap teguh dengan prinsipnya. Jadi kita taati saja perintah-Nya, semua akan
menjadi pelajaran hidup yang berharga dan Allah akan makin sayang kepada hamba-Nya yang tetap
istiqomah menjalani hidup berdasarkan wahyu-Nya.
4. Tetap dalam kebenaran
Bagi seorang
mukmin, kebenaran sumbernya dari Allah. Maka idealisme dan pola pikirnya tidak
akan keluar dari kebenaran wahyu Allah. Mempertahankan sebuah “nilai benar”
memerlukan ketegaran, karena cobaan akan terus berdatangan untuk membuktikan
keabsahan dari nilai kebenaran itu sendiri. Jadi pilihan benar gandeng dengan
resikonya, terima saja senyatanya kita menerima hidup ini yang memang banyak
keanekaragaman, namun tetap bertoleransi dan menghormati
semua perbedaan.
5. Tetap dalam
pengorbanan/ menafkahkan harta pada jalan Allah
Sudah lazim dalam
perjuangan ada pengorbanan, berkorban untuk jalan Allah tidak menjadikan kita miskin,
bershodaqoh justru menjadikan kita berkah. Yakinlah
bahwa di semua harta kita
ada haknya orang-orang miskin dan anak yatim. Cobaan datang bertubi- tubi untuk
menguji sejauh mana kecintaan kita kepada Allah, masihkah mau peduli, memberi
dan berempati terhadap kepentingan jalan Allah, baik itu ketimpangan sosial,
kepentingan dakwah atau kepentingan untuk orang banyak. Menikmati harta tidak
selamanya memanjakan diri dengan membeli barang-barang mewah, tapi jiwa akan
merasa nikmat manakala kita bisa membahagiakan orang lain.
6. Tetap mengevalusi
diri dan tawakal
Memohon ampun
kepada Allah, semestinya sudah menyadari sebuah kesalahan/ dosa. Penyadaran
kesalahan/ dosa pastilah telah dievalusi benar salahnya berdasarkan nurani
dan wahyu Ilahi. Maka dari itu sebelum kita mengucapkan istighfar, marilah kita
sadari dan evaluasi sikap- sikap kita
sebelumnya agar menemukan makna istighfar sesungguhnya. Tawakal bukan bermakna
pasrah diam tak bergerak, namun hatinya tetap menyerahkan semua kepada keputusan
Allah, lisannya terus menyebut-Nya dan
langkahnya tetap tegar berikhtiar mencari
solusi terbaik. Jika Allah belum mengabulkan do’a kita, itu adalah yang
terbaik, jika Allah segera mengabulkan do’a
kita itupun juga yang terbaik, karena Allah punya rahasia dibalik qodar
(ketetapan)-Nya.
Semoga saja kita tetap belajar tegar,
untuk memahami makna hidup dan kehidupan dan semoga saja kita tetap yakin bahwa
Allah paling tahu apa dan bagaimana kebutuhan kita, sehingga Dia memberikan yang
terbaik untuk kita. Berikut ini janji Allah kepada hamba-Nya yang
bertawakal kepada-Nya :
“Dan memberinya rezki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki-)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaaq : ).
Mari tetap dalam keimanan, dalam kesabaran,
dalam ketaatan, dalam kebenaran, dalam pengorbanan dan mengevaluasi diri serta
bertawakal meraih takdir terbaik dari Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar