Ad (728x90)

Senin, 12 Maret 2012

Filled Under:


BELAJAR TEGAR

Orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS. Ali Imran : 16-17)
Tak ada orang yang tidak pernah mendera cobaan, setiap kita pasti mengalami ujian berat, pernah merasa letih dan lelah dengan sederet masalah seiring dengan kualitas iman kita dan kuantitas ilmu kita. Masalah datang tak mengenal apakah kita sedang  sempit atau sedang lapang, sedang siap atau sedang pesimis, dia datang sebagai ujian atau teguran, itu kembali kepada pengertian spiritual kita, mampukah kita mentadaburinya dengan hati yang bersih, mampukah kita melawan amarah kita dengan mengedepankan hikmah. Kita tetap belajar sabar meski berat, kita bersyukur meski sempit, kita belajar ikhlas meski tak rela, kita belajar memahami meski tak sehati, kita belajar mengalah dengan keegoisan dan kita tetap berdo’a kepada-Nya meski Allah belum mengabulkan doa kita. Semua yang telah terjadi adalah pembelajaran, kini kita sedang belajar untuk terus menyempurnakan ikhtiar demi esok yang kita harapkan. Tuhan tak pernah salah membalas setiap perbuatan kita, apakah itu salah atau benar. Tuhan maha teliti, kalau kita sudah berada pada jalur yang benar dan menikmati iman kita, maka tetap teguhlah walau do’a kita belum mendapat respon dari Tuhan, boleh jadi Allah sedang mempersiapkan hadiah besar terhadap kesabaran kita. Seorang yang tetap tegar dengan beragam cobaan yang datang tergambar dari ayat di atas :
1.    Tetap dalam keimanan
Ujian yang datang kepada seorang mukmin akan menyesuaikan kelasnya, makin berkelas imannya maka makin besar pula ujiannya. Namun Allahpun mengukur dengan cermat kemampuan hamba-Nya, Dia menyediakan jawaban terhadap segala persoalan hamba-Nya, tinggal seberapa besar ikhtiarnya. Cobaan bukan makin menyurutkan imannya, namun makin memperteguh cintanya kepada Sang Rabb. Coba cermati pernahkah Anda menerima sebuah perlakuan jahat, entah itu fitnah, ghibah atau apa saja yang menguji, apakah kita balas pula dengan kejahatan?, jika kita benar-benar beriman, maka biarkan saja, Allah maha melihat, Dia yang akan menghitungnya dan memberikan balasannya. Teguhkan saja iman kita dan tegarlah dengan semua yang terjadi, yakinlah semua akan baik-baik saja, selama kita tetap dalam keimanan.

2.    Tetap dalam kesabaran
Kesabaran merupakan senjata ampuh untuk melawan apapun ujian hidup. Kesabaran juga merupakan proses yang terus bergerak dan ketidakputusasaan menggapai asa. Ada sebuah tangga ujian dalam mencapai apapun tujuan kita, hanya dengan kesabaran kita akan melewatinya dengan mulus, karena hakekat sabar adalah sikap gigih, ulet dan pantang menyerah. Jika kita sabar, maka kita pasti akan tetap tegar menatap apa saja hidup ini. Tidak ada kata putus asa bagi orang-orang beriman. Berikut ini pandangan Allah tentang sosok orang yang sabar :
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)

3.    Tetap dalam ketaatan
Walau godaan hidup makin indah, namun jiwa mukmin tetap taat pada standart wahyu. Ia tetap dalam ketegaran mengamalkan nilai-nilai Ilahiyah, walau terkadang ia harus menerima pil pahit berupa “pengucilan pergaulan”, penilaian oposisi, atau bahkan keanehan dalam memegang prinsip. Tapi ia tetap tegar dengan ketaatannya kepada nilai-nilai Islamiah, karena kenyamanan hidupnya ialah manakala ia tetap teguh dengan prinsipnya. Jadi kita taati saja perintah-Nya, semua akan menjadi pelajaran hidup yang berharga dan Allah akan makin sayang kepada hamba-Nya yang tetap istiqomah menjalani hidup berdasarkan wahyu-Nya.

4.    Tetap dalam kebenaran
Bagi seorang mukmin, kebenaran sumbernya dari Allah. Maka idealisme dan pola pikirnya tidak akan keluar dari kebenaran wahyu Allah. Mempertahankan sebuah “nilai benar” memerlukan ketegaran, karena cobaan akan terus berdatangan untuk membuktikan keabsahan dari nilai kebenaran itu sendiri. Jadi pilihan benar gandeng dengan resikonya, terima saja senyatanya kita menerima hidup ini yang memang banyak keanekaragaman, namun tetap bertoleransi dan menghormati semua perbedaan.

5.    Tetap dalam pengorbanan/ menafkahkan harta pada jalan Allah
Sudah lazim dalam perjuangan ada pengorbanan, berkorban untuk jalan Allah tidak menjadikan kita miskin, bershodaqoh justru menjadikan kita berkah. Yakinlah bahwa di semua harta kita ada haknya orang-orang miskin dan anak yatim. Cobaan datang bertubi- tubi untuk menguji sejauh mana kecintaan kita kepada Allah, masihkah mau peduli, memberi dan berempati terhadap kepentingan jalan Allah, baik itu ketimpangan sosial, kepentingan dakwah atau kepentingan untuk orang banyak. Menikmati harta tidak selamanya memanjakan diri dengan membeli barang-barang mewah, tapi jiwa akan merasa nikmat manakala kita bisa membahagiakan orang lain.
6.    Tetap mengevalusi diri dan tawakal
Memohon ampun kepada Allah, semestinya sudah menyadari sebuah kesalahan/ dosa. Penyadaran kesalahan/ dosa pastilah telah dievalusi benar salahnya berdasarkan nurani dan wahyu Ilahi. Maka dari itu sebelum kita mengucapkan istighfar, marilah kita sadari dan evaluasi sikap- sikap kita sebelumnya agar menemukan makna istighfar sesungguhnya. Tawakal bukan bermakna pasrah diam tak bergerak, namun hatinya tetap menyerahkan semua kepada keputusan Allah, lisannya terus menyebut-Nya dan langkahnya tetap tegar berikhtiar mencari solusi terbaik. Jika Allah belum mengabulkan do’a kita, itu adalah yang terbaik, jika Allah segera mengabulkan do’a kita itupun juga yang terbaik, karena Allah punya rahasia dibalik qodar (ketetapan)-Nya.
Semoga saja kita tetap belajar tegar, untuk memahami makna hidup dan kehidupan dan semoga saja kita tetap yakin bahwa Allah paling tahu apa dan bagaimana kebutuhan kita, sehingga Dia memberikan yang terbaik untuk kita. Berikut ini janji Allah kepada hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya :
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki-)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaaq : ).
Mari tetap dalam keimanan, dalam kesabaran, dalam ketaatan, dalam kebenaran, dalam pengorbanan dan mengevaluasi diri serta bertawakal meraih takdir terbaik dari Allah SWT.

Rofiq Abidin

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism