Ad (728x90)

Selasa, 02 Oktober 2012

Filled Under:

Tazkiyah
SEJUKNYA IKHLAS
Oleh : Rofiq Abidin
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (QS. An Nisa’ :146)

Kita tentu paham bagaimana sosok Raulullah SAW yang begitu lembut dan pemaaf, walau tiap hari mendapatkan ejekan, hinaan, makian bahkan intimidasi, sampai-sampai tiap hari harus mendapatkan air ludah dan kotoran unta saat keluar rumah menuju ka’bah. Justru saat ada yang absent tidak mengejek dan tidak melempari batu, beliau malah datang menjenguknya, yang ternyata ia sakit, subhanallah, beliau begitu pema’af dan memiliki keikhlasan yang luar biasa. Rasa ikhlas begitu menyejukkan hati dan mencairkan suasana. Ketulusan hati bagai embun yang membasahi dedaunan, bagai pagi yang datang menyambut alam dan bagai angin sepoi-sepoi yang menambah kesejukan. Ikhlas yang teraksentuasi dalam permaafan mendinginkan marah dan menyatukan perbedaan. Ikhlas yang teraksentuasi dalam pengamalan menyiratkan kesejatian sikap dan kemurnian hati. Banyak tauladan para mukhlisin yang ada sekitar kita untuk mengingatkan langkah kita dan memberi kesejukan serta penerangan untuk kehidupan ini. Mungkin saja, sosok mukhlisin (orang yang ikhlas) itu muncul pada orang yang barangkali kita anggap remeh, namun terkadang ia hadir dihadapan kita untuk mengajarkan kita untuk ikhlas, ia tampak begitu tenang saat mendapati kesulitan hidup, ia tetap berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menafkahi keluarganya dengan cara yang benar-benar halal. Terkadang Allah membimbing kita dengan mensengaja mendatangkan contoh sosok yang ikhlas agar kita ngeh (mengerti) bahwa hidup ini perlu kita jalani dengan ikhlas. Sehingga kita sadar dan bertaubat dengan kesalahan sikap kita, selanjutnya mengadakan perbaikan-perbaikan secara nyata. Mari kita memulai dari “ikhlas” mengevaluasi diri agar dapat memunculkan kesadaran diri dan berpegang teguh pada ajaran Allah. Sebagaimana pesan Ilahi yang disebutkan di atas. Hakekat Ikhlas Ikhlas berasal dari kata kholish yang secara bahasa artinya murni atau suci dari sesuatu yang sebelumnya bercampur. Menurut Prof. Quraish Shihab iklhas adalah menyingkirkan segala sesuatu yang sebelumnya telah tercampur. Sehingga surat Al Ikhlash, berari memurnikan keesaan Allah dari pemahaman manusia yang telah tercampur, seperti menganggap Allah itu banyak, beranak, dsb. Iklhash berarti mengerjakan segala susuatu dengan mengkaitkan Allah/ridha Allah, sehingga hanya seruan Allah yang maha satu yang mendasari segala perbuatannya. Maka segala perbuatan yang senantiasa dikaitkan dengan Allah maka otomatis itu baik, karena selalu bertanya “Allah ridha atau tidak”, jika perbuatan kita hanya mendasarkan dengan kepentingan kita saja, yang ada ukurannya belum tentu baik. Maka setiap orang yang berbuat ikhlas akan tampak sejuk wajahnya, murni sikapnya karena orisinilitas sikapyany yang begitu ikhlas. Ikhlas juga bukan berarti nerima ing pandum tanpa obah (menerima bagian dengan apa adanya tanpa usaha). Namun ikhlas mencari rezeki dangan cara yang halal juga merupakan bentuk keikhlasan yang perlu ditanamkan dalam benak kita. Karena cara halal tidak hanya menentramkan bathin kita, tapi membahagiakan dan meyelamatkan bagi keluarga kita. Ikhlas Jalan Kebahagiaan Terkadang kita menginginkan sesuatu untuk menjamin kebahagiaan kita. Setelah memilikinya barulah kita merasa berbahagia, namun tidak sampai disini kita ingin lagi dan ingin lagi kebahagian-kebahagiaan yang lainnya, demikian seterusnya kita ulang dan kita ulang lagi. Lihat saja saat kita menginginkan mobil, rumah dan materi lainnya. Padahal jika kita mau tahu ternyata kebahagiaan itu ada pada perasaan, perasaan puas dan nyaman, setelah memiliki ya sudah, kita menginginkan lagi kebahagiaan yang lainnya. Perasaan puas ini merupakan perasaan yang telah terbungkus oleh kerelaan menerima, baik itu kerelaan menerima kesenangan maupun kerelaan menerima ujian. Karena boleh jadi orang telah mendapatkan kesenangan namun belum tentu bahagia, itu karena ia belum rela, kenapa belum rela?, karena belum ikhlas dengan pemberian Allah yang diberikan kepadanya, ia baru merasa semua adalah karena usahanya, bukan karena Tuhannya. Namun jika seseorang mendapatkan sesuatu, ia merasa ada kehendak Allah di atas kesenangan dan kelimpahan hidupnya, maka keikhlasanlah yang akan menuntun kebahagiaannya. Sehingga ia mudah mensyukuri, ia mudah memberi, ia ringan untuk beribadah dan ia mudah untuk mendapatkan ide-ide kreatif untuk menjadi semakin bahagia. Ikhlas Menyejukkan Diri dan Sekitarnya Tentang urusan ikhlas ini, sesuatu yang lembut namun memberikan dampak yang besar. Kenapa ?, karena feadbeck dari sikap ikhlas ini tidak hanya kepada diri sendiri, namun kepada siapa yang melihatnya dan siapa yang merasakannya. Ikhlas merupakan embun bagi setiap orang yang tengah dalam kesulitan, bagi orang yang tengah dalam kebimbangan dan menyejukkan hati siapa yang menyentuhnya. Ia datang beserta kesadaran nyata, adapun kesadaran datang karena pengertian/pemahaman akan sebuah pengetahuan, bukan doktrin-doktin buta, namun tranformasi keilmuan yang menghembuskan jiwa ikhlas. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu (QS. Alam Nasyrah : 1-2) Melapangkan dada senyatanya tidak mudah, jika kita sedang dikuasai oleh hawa nafsu. Namun manakala kita melatih diri untuk melapangkan dada saat mendapatkan ujian, maka kesejukan ikhlas akan terasa dingin, mendinginkan suasana galau, suasana kacau dan menurunkan depresi. Berikut ini beberapa sikap cerminan ikhlas yang dapat menyejukkan diri dan sekitarnya : 1. Pema’af Memberikan permaafan kepada orang lain merupakan kesejukan tersendiri bagi si penerimanya. Namun kenyataan dalam kehidupan tidaklah mudah, karena memafkan harus mengalahkan penyakit hati yang namanya “dendam” dan “benci”. Dendam dan benci bagaikan bara api yang berkobar-kobar, sedangkan memaafkan penuh keikhlasan bagaikan air yang menyejukkan. Jadi kita akan bisa melihat betapa orang yang ikhlas dalam memaafkan akan tampak bersahaja dan menyejukkan. 2. Bersegera meminta ma’af jika bersalah Kesalahan, kecerobohan dan kelalaian menjadi pemicu kebencian seseorang kepada kita. Apalagi kesalahan yang disengaja, maka jika kita melakukan kesalahan, baik sengaja atau tidak maka bersegeralah meminta ma’af. Itupun butuh kesadaran akan kesalahan, jika tidak, maka kebencian dan dendam orang atas kesalahan kita menjadi semakin besar dan memanas. Dengan segera menyadari kesalahan maka akan air suasana, akan kembali damai, namun tidak lantas hanya minta ma’af, tapi meninggalkan tanggung jawab, justru tanggung jawab ini adalah bukti sesiusnya kita meminta ma’af. 3. Berperasaan positif Segalanya butuh proses, baik itu sebuah pemahaman maupun sebuah kesuksesan. Kita tidak bisa memaksakan apa yang kita pikirkan kepada orang lain, karena orang lain juga punya pikiran dan perasaan. Jadi berperasaan positif terhadap segala proses kehidupan akan menjadikan kita lebih tajam mengambil keputusan, karena kita senantiasa mengikhlaskan proses yang kita bangun dan mengikhlaskan hasil yang ditentukan oleh Allah. Ikhlaskan saja semuanya, berperasaan positif terhadap semua ujian dan anugerah karena ada maksud dan hikmah dalam setiap peristiwa. 4. Bersikap sepenuh hati Melakukan sesuatu sepenuh hati, berarti tidak ada kepalsuan sikap, namun melayani, mengerjakan dan membantu dengan rasa tulus yang mendalam. Inilah aksentuasi keikhlasan yang tampak memberikan pengaruh besar bagi diri dan apa yang kita perjuangkan. Segenap manusia membutuhkan damai, maka berilah maaf bagi siapa yang meminta maaf dan bersegeralah meminta maaf jika kita bersalah. Kita semua butuh sukses dalam hidup maka bangunlah proses dengan penuh ketulusan dan lakukanlah semua dengan sepenuh hati, maka kehendak Allah akan membimbing kita sukses dan tetap pada jalanNya.

Rofiq Abidin

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism