Ad (728x90)

Selasa, 10 Mei 2011

Filled Under:

Usaha


Ada Usaha Ada Jalan
oleh : Rofiq Abidin

 Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Seseungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. ( QS. At Talaq : 3)
Hajat hidup manusia seakan tak pernah ada habisnya, hari ini butuh ini dan itu, besok butuh lain lagi. Ketatnya kompetisi usaha menuntut kita untuk menguras fikiran dan tindakan kreatif agar bisa lebih survive menjalani kehidupan dan mencukupi keperluannya. Seorang entrepreneur sukses pada zaman Rasulullah SAW yang bisa menjadi teladan kita ialah Abdur Rahman bin Auf. Beliau memulai usahanya dari nol, saat baru berhijrah dari Mekkah ke Yatsrib. Tempat pertama yang dicarinya ialah “pasar’.  Meskipun salah seorang sahabat, Saad bin Ar-Rabi' menawarkan harta bendanya yang melimpah untuk dibagi dua dengan Abdur Rahman bin Auf, beliau lebih memilih memulai usaha dengan menjual samin dan keju, selanjutnya ia terus memproses dirinya menjadi usahawan kaya raya, namun tetap tidak meninggalkan tugasnya di jalan Allah. Kemandiriannya dalam memperjuangkan hajat keluarganya dan kepiawaiannya mengatur waktu serta kedermawanannya untuk berjihad jalan Allah menjadikan ia begitu matang menjadi mujahid teladan pada zamannya.
Mengundang Rezeki yang Tak Disangka–sangka
Ikhtiar kita akan menjadi hitungan Allah apakah kita akan mendapatkan rezeki melimpah atau tidak. Pada dasarnya Allah tidak akan membebani hambanya jika hambanya tidak mampu, namun Allah telahpun menghitung dengan sangat teliti kemampuan kita mengatur harta dan mendayagunakannya. Seorang mukmin yang berikhtiar hendaklah tetap istiqomah pada jalan yang halal dan jangan beranjak melirik yang haram. Terus sajalah menyempurnakan ikhtiar dengan segala daya kita sehingga Allah benar-benar akan mendatangkan rezeki yang tak disangka-sangka. Bagaimana mengundangnya?, gampang saja, dengan terus istiqomah pada rezeki yang halal dan selalu menanam kebaikan dimana-mana, baik dalam bentuk amal sodaqoh ataupun kebajikan lainnya, Insya Allah  akan menuai kelimpahan, karena kelimpahan tidak datang begitu saja tanpa ada benih-benih kebaikan sebelumnya.

Bentuk Tawakal
Yen ora obah ora mamah, jika tidak mau berusaha maka tidak akan makan, begitu makna hematnya. Sebuah pandangan menarik yang dapat kita ambil hikmahnya. Mungkin itu adalah wujud makna tawakal menurut Orang Indonesia. Seorang yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya mestilah menempuh jalur tawakal, karena tawakal mengandung sebuah gerakan ruh dan jasad yang terus- menerus. Sesabar apa kita berusaha sebesar itu pula kita mendapatkan hasilnya, dengan seizin Allah. Adapun bentuk tawakal telah dijelaskan oleh Rasulullah SWT dalam hadistnya berikut ini :

Dari Umar bin Khattab r.a. berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah Saw. bersabda :  “Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Gerakan usaha yang dibangun oleh makhluk Allah adalah gerakan fitrah yang lahir dari hati yang bertawakal kepada Allah, jangan kita merasa sudah bertawakal sebelum melakukan apa-apa. Rasulullah pernah menegur sahabatnya yang tidak mengikat kudanya ketika akan melakukan shalat di masjid. Bukan merasa mengutamakan kepentingan Allah tapi usaha pengamanan diabaikan. Berikut ini bentuk-bentuk tawakal :
1.    Kepasrahan kepada Allah
Terkadang kita merasa menthok melakukan penyelesaian terhadap masalah yang sedang kita hadapi secara bertubi-tubi, seolah kita bingung harus mulai dari mana menyelesaikannya. Ibarat tali yang ruwet bagaimana mengembalikan semula, disaat inilah biasanya manusia mulai memasrahkan semuanya kepada Allah, padahal Allah selama ini terus membantunya sesuai kadar ikhtiarnya. Tawakal dalam bentuk kepasrahan kepada Allah ini bermakna terus menyatukan pikiran kita kepada Allah dan terus mengundang ide kreativitas kita sehingga Allah mengilhamkan inspirasi kepada kita akan solusinya. Selanjutnya rancang dan komitmenkan untuk memproses rencana kita. Allah berfirman dalam Surat Al Maidah ayat 3 :
وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوْا اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ. (المائدة: ۳)

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”.
2.    Tindakan Nyata
Ide kreatif saja tidak cukup dalam bertawakal, tapi tindakan nyata merupakan pembuktian tawakal kita. Menurut Ibnu Qoyim Al Jauzi “Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu kepada Allah, tsiqoh kepada Allah, berlindung kepada-Nya dan ridho atas sesuatu yang menimpa dirinya berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi dirinya…, dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ serta usaha keras untuk dapat memperolehnya.” (Al-Jauzi/ Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya’ bidalail minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254). Sebuah gerakan konkrit memproses ide kreatif yang telah dirancang dan dikomitmenkan sebelumnya itulah hakekat dari tawakal yang harus senantiasa dilakukan oleh mukmin yang terus menemukan masalah dan terus meningkatkan hajat hidupnya.
3.    Keuletan
Dalam memproses usaha terkadang kita menemukan tantangan untuk meraihnya, tak semulus apa yang kita harapkan. Disinilah peran tawakal, yakni dengan terus ulet dan menyandarkan pertolongan kepada Allah yang akan menjadi obat penawar yang mujarab. Keuletan kita pasti akan mendapat hadiah dari Allah walau dengan cara yang kadang kita tidak bisa logikakan. Tapi pasti Allah akan membalas tawakal kita sebagaimana Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dan mencukupkan keperluan kita.

Semoga tulisan ini dapat terus memompa  ikhtiar saya dan menjadi mukmin yang pandai mensyukuri nikmat Allah serta dapat memberikan spirit dan inspirasi bagi pembaca untuk tetap bertawakal kepada Allah dalam makna yang sesungguhnya.

Rofiq Abidin

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © RAHMATAN LIL ALAMIN 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templateism