MUKMIN
VISIONER
Oleh : Rofiq Abidin
Akhir-akhir ini berkembang
pelatihan-pelatihan dan simposium yang didalamnya
mengambil nilai-nilai Islam sebagai materinya. Ini
merupakan dakwah modern yang mengikuti perkembangan zaman, namun sayang jika
ada di antara pemateri ini yang kurang begitu memahami
maknawiah sesungguhnya dan hanya dikorelasikan dengan bisnis, sehingga spirit dakwah dan
ritualnya kurang menyentuh pesertanya. Seorang mukmin visioner akan memiliki
naluri dakwah yang tinggi, karena kecintaannya
kepada Islam. Jika boleh mengamati, mukmin visioner dari mulai
para nabi hingga masa kini biasanya memiliki beberapa sifat dan sikap berikut
ini :
1.
Islam minded,
kecintaannya kepada Islam tak bisa ditawar, baginya Islam adalah harga mati. Sikap dan idenya selalu
merujuk kepada Al-qur’an dan Al Hadits. Semua pemikiran dan sikapnya selalu
dikembalikan kepada nilai-nilai Ilahiyah. Ia benar-benar tegas menolak sesuatu
yang berseberangan dengan nilai-nilai Islam.
2.
Empati sosial, ia
bukan bisnisman yang memikirkan diri sendiri, tapi ia selalu peduli demi
kemajuan Ummat dan Dinul Islam. Ia
tak pernah merasa lelah untuk urusan kemanusiaan, membangun Ukhwah Islamiah, lebih-lebih
lagi untuk kemajuan Peradaban Islam.
3.
Militansi aqidah,
keyakinannya yang mendalam menjadikan seorang mukmin visioner memiliki
militansi yang tinggi, ia siap apa saja demi mentegakkan Nilai-Nilai Islamiyah.
4.
Naluri dakwah
yang tinggi, dimana saja, kapan saja, berperan sebagai apa saja ia tampak tegak
dengan komitmen besar terhadap syari’ah. Ide yang ia gagas tentang Visi Islam akan terus diaktualisasikan dalam kehidupan nyata, baik dimulai dari diri, keluarga, lingkungan dan bangsanya.
Sebuah visi kemajuan yang diusung oleh para nabi dan
para rasul, kemajuan berfikir, kemajuan berusaha dan kemajuan dalam segala
bidang. Seorang mukmin visioner selalu open minded, namun tetap berpegang teguh
kepada Ajaran Ilahi. Karena pandangannya yang jauh ke depan menjadikannya selalu menjadi pelopor menuju perubahan nyata. Mari
kita teladani bagaimana Nabi Ibrahim mendongkrak paganisme Namruj yang begitu kokoh dan Nabi Muhammad yang dengan sabar membangun kekuatan di
Madinah Al Munawarah, hingga kita menemukan zaman keemasan pada masa-masa Dinasti Abbasiyah, dimana muncul ilmuwan-ilmuwan muslim
terkemuka yang menjadi dasar perubahan-perubahan modern pada saat ini. Namun
bagaimana dengan sekarang?, mukmin visionerlah yang akan menjawabnya. Semoga
saja kita Umat Islam dapat kembali
bangkit, membangun Peradaban Islami yang penuh damai, adil dan sejahtera, dimulai dari diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar